Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Resep Horenso Siram Telur

Sejak teman saya, Lily, yang tinggal di Jerman berbagi foto-foto tanaman anggrek koleksinya, mendadak minat saya terhadap tanaman hias yang satu ini muncul kembali. Setelah hobi ini mati suri sekian lama, tepatnya sejak saya melakukan re-potting anggrek Cattleya yang justru berakhir zonk, kini saya tertantang kembali untuk mencoba (sekali lagi!) menanam anggrek. Saya kagum juga dengan kesuksesan Lily membudidayakan anggrek didalam apartemennya. Beberapa bahkan ditanam dalam kultur air yang sepertinya sedang ngetrend diterapkan pada anggrek. Saya melihat lingkungan apartemen Lily, dimana anggrek mendapatkan sinar matahari tidak langsung dari jendela kaca yang lebar, suhu yang stabil dan tidak terkena terpaan hujan atau cuaca lainnya, membuat habitatnya lebih terjaga dan terukur dibandingkan menanamnya langsung di halaman. Sayangnya rumah tempat saya tinggal, sinar matahari tidak bisa menjangkau tepian jendela, jadi anggrek harus diletakkan di halaman, terkena sinar matahari langsung, t...

Resep Mie Goreng Aceh

Saya sejujurnya kurang suka dengan mi Aceh, baik goreng maupun kuah. Bagi lidah Jawa saya, rasa mi yang dominan rempah dan asin, kurang cocok dengan selera. Mi goreng Jawa yang manis kecoklatan lebih menjadi favorit. Seingat saya, baru dua kali saya mencoba mi Aceh. Warung pertama di area terminal bis Blok M, warung ini sudah beroperasi sejak lama, bahkan sebelum penjual mi Aceh banyak tersebar dimana-mana di Jakarta. Penjualnya adalah orang Aceh asli, dan selain mi mereka menjual rujak buah khas Aceh. Warungnya selalu ramai, si Bapak meletakkan kompor dan wajan super besar didepan warung dan setiap kali dia memasak mi goreng saya jadi ngiler dibuatnya. S atu waktu saya pun iseng mampir dan menjajal mi goreng Acehnya, menurut saya not so special . Rempah, rasa pedas dan asin lebih mendominasi.  Percobaan kedua mencicipi makanan ini di food court mall Ambassador, ada satu resto mi Aceh yang menjulnya bersama roti cane dan kuah kari. Rasanya tak jauh beda dengan versi  di Blok M, hanya ...

Resep Ayam Panggang Taliwang

Walau sebenarnya ingin singgah sejenak di Lombok ketika berlibur ke Bali  bulan lalu, namun karena begitu banyak tempat yang ingin dikunjungi di Bali niat itu urung dilaksanakan. Tapi bertahun nan lampau saya pernah ke Lombok bersama beberapa rekan kantor. Waktu itu kami menginap di seputaran pantai Senggigi. Sayangnya kami tidak mengunjungi beberapa gili yang terkenal disana. Tapi untungnya berkesempatan melihat-lihat pasar tradisional yang menjual kerajinan tangan masyarakat setempat bahkan berkunjung ke salah satu rumah penduduk yang menjadi pengarajin gerabah. Kala itu pariwisata Lombok sedang lesu, tidak banyak turis asing dan domestik yang berkunjung. Toko-toko yang menjual kerajinan rakyat bahkan tidak ada pengunjungnya sama sekali, barang-barang unik dari kayu, gerabah, kulit kerang dan logam tergolek berselimut debu. Walau saat itu saya belum terjun ke dunia blogging , tapi minat mengumpulkan aneka perabot makanan sudah merasuk jiwa. Beberapa mangkuk kayu saya bawa pulang dan ...

Sayur Bobor Daun Adas

Ternyata banyak juga yang kurang mengenal daun dill, atau daun adas. Banyak juga yang mengira daun ini sejenis tanaman hias pagar yang banyak ditanam di halaman. Terlihat dari komentar yang diberikan di postingan Instagram JTT beberapa waktu yang lalu. Daun dill atau daun adas adalah daun tanaman adas ( Anethum graveolens ) yang menghasilkan biji adas manis yang biasanya dipakai untuk rempah bumbu atau dalam pengobatan tradisional.  Tanaman ini masih satu keluarga dengan wortel, peterseli, jintan, ketumbar, dan seledri. Adas biasanya suka tumbuh didaerah pegunungan atau dataran tinggi beriklim sejuk, dan yep bukan jenis tanaman hias pagar bernama Artemisia scoparia yang bisa tumbuh disuhu panas seperti di Jakarta. Daun kedua tanaman ini memang mirip hanya saja daun adas warnanya lebih hijau, teksturnya lebih lentur, lemas, lebih panjang lembarannya dan ketika diremas akan mengeluarkan aroma seperti minyak telon. Banyak yang tidak suka dengan aroma khas ini, ketika dipakai sedikit didal...

Resep Kimbap Telur

Gara-gara mengikuti tayangan reality show Korea berjudul The Return of Superman (TROS) di You Tube, saya jadi ngiler dengan aneka makanan yang sering dicoba anggota keluarga yang menjadi bintang TROS.  Acara ini menampilkan bagaimana seorang ayah mengasuh putra putrinya tanpa bantuan sang ibu. Penuh dengan cerita, kocak dan seringkali membuat saya terkagum-kagum dengan smart -nya bocah-bocah Korea yang menjadi bintang diacara tersebut.  Saat ini saya sedang suka dengan keluarga Park Joo-Ho yang memiliki dua anak, Naeun dan Gun Hoo yang super imut dan lucu. Apalagi mereka termasuk suka jajan di berbagai resto enak di Korea, beberapa diantaranya adalah kimbab telur dan ayam goreng crispy yang terlihat amazing . Saya terus terang masih penasaran dengan ayam gorengnya, tumpukan ayam bersalut adonan tepung yang crispy itu begitu menggoda, ketika digigit suara renyahnya membuat saya seakan ingin meraih potongan ayam di piring saat itu juga. Sayang saya belum menemukan resep tokcer adonan ay...

Resep Tekwan

Bulan ini sudah memasuki musim penghujan, tapi menurut saya curahnya di Jakarta sangat rendah. Dalam 1 minggu mungkin hanya 2 kali saja turun hujan. Langit mendung memang selalu menaungi Jakarta setiap hari, tapi apakah itu awan yang sarat air ataukah asap polusi yang menyelubungi, susah untuk dibedakan. Sudah lama saya tak melihat langit biru di ibukota, bahkan saya tak pernah melihat gumpalan awan berarak! Disini langit selalu terlihat tertutup kabut putih. Kondisi ini terjadi sejak tahun lalu, diikuti dengan kemarau panjang tahun ini dan awal musim penghujan kali ini, kabut putih itu tetap ada disana. Warga Jakarta basic nya hidup, bernafas dan tenggelam dalam kabut polusi.  Bagi yang bekerja didalam gedung tertutup rapat mungkin tidak terlalu terasa, tapi bayangkan mereka yang setiap hari ada di jalanan, betapa mengerikannya paru-paru setiap hari terisi dengan asap polusi. Ketika berlibur ke Bali bulan lalu dan nongkrong sejenak di sebuah kafe di tengah sawah di Ubud, saya takjub m...

Resep Cream Cheese Brownies

Apa yang paling menjadi obstacle ketika hendak traveling ke negara maju, terutama jika dana pas-pasan, dan saldo di rekening tidaklah besar-besar amat? Apalagi jika bukan pengurusan visanya! Tiket murah bisa dipersiapkan jauh-jauh hari, akomodasi bisa di share dengan rekan lainnya, tapi mendapatkan approval visa tidak semua orang bisa lolos dengan mudah.  Susahnya menjadi warganegara dunia ketiga seperti Indonesia adalah betapa tidak berdayanya paspor hijau kita kala menghadapi seleksi ketat imigrasi dari negara-negara seperti US, Inggris, Eropa atau Australia. Agar bisa lolos sensor maka segepok dokumen dan aneka data pendukung diperlukan, untuk menunjukkan bahwa secara finansial kita mampu selama tinggal dinegara tersebut, dan untuk menunjukkan bahwa itikad kita hanya ingin berlibur disana selama beberapa hari dan pasti kembali ketika masa berlibur itu usai. Inilah yang terjadi pada saya kala melakukan pengurusan visa di Kedutaan Australia beberapa minggu belakangan ini. Kakak saya, ...

Resep Kiriman Pembaca JTT - Ketupat Kandangan

Resep ketupat Kandangan ini saya peroleh dari Mas Wahyuda Akbar di Banjarmasin, dia adalah salah satu pembaca JTT yang sering memberikan komentar di blog maupun IG. Resep ini diemail sejak tahun 2017 bersama beberapa resep masakan khas Kalimantan lainnya seperti wadai ipau basumap, akhirnya salah satu resep yang diberikan berhasil diwujudkan minggu ini. Ketupat Kandangan ini sebenarnya sudah lama masuk kedalam rencana untuk dibuat, apalagi sejak tiga rekan kantor melakukan wisata kuliner ke Banjarmasin tahun lalu. Mbak Fina, salah satu rekan yang berangkat, sempat mencicipi ketupat Kandangan dan langsung meminta saya segera mencari resepnya. Tentu saja itu request yang mudah mengingat resep asli langsung dari Kalimantan sudah mendekam di bank recipes di blog, tapi masalahnya ketupat Kandangan menggunakan ikan gabus yang susah diperoleh di pasar atau supermarket di Jakarta, khususnya diseputaran tempat saya tinggal. Jadi saya pun menunggu, menunggu hingga ikan gabus muncul ke permukaa...

Jalan-Jalan Ke Bali: Ubud (Part 1)

Sepertinya saya memang kurang berbakat menjadi travel blogger atau jurnalis, begitu banyak objek yang seharusnya bisa diabadikan dalam foto dan menunjang tulisan, tapi hal tersebut tidak dilakukan. Saya terlalu terpana, atau terlena dengan hal baru disekitar hingga memotret tidak terlintas sama sekali dikepala. Contohnya saat hendak menulis cerita mengenai Ubud seperti kali ini. Saat itu saya memperhatikan betapa banyaknya turis asing berlalu-lalang dengan motor, menurut saya itu adalah hal unik, tapi tangan ini tak bergerak meng- capture gambar, kini saya hanya bisa bercerita tanpa bukti foto yang nyata. Jadi jika begitu banyak tulisan dibawah tidak disertai dengan foto-foto yang menunjang maka memang karena saya lupa menjepretnya saat itu, dan bukan berarti cerita ini hanya hasil daya khayal semata 😅.   Wokeh, lanjut ke postingan saya mengenai cerita kala berlibur di Bali beberapa waktu yang lalu ( again! ) yang sepertinya tak usai diurai (saya memang 'ember' tingkat tingg...

Resep Rigatoni dan Ayam dengan Pesto Brokoli

Akhir-akhir ini saya agak malas menerima endorsement . Alasan pertama karena ada rasa tidak nyaman memaksakan diri mengolah resep menggunakan satu produk, terutama jika produk tersebut menurut saya tidaklah oke-oke amat. Alasan kedua adalah terkadang tuntutan yang macam-macam dari klien - yang sebenarnya wajar diajukan karena mereka membayar pekerjaan tersebut - seringkali tidak sesuai dengan ide saya. Misal background foto dengan warna tertentu (ada yang meminta warna pink!), produk yang harus terlihat super besar dilayar, menampilkan wajah diri atau melakukan satu aktifitas yang berhubungan dengan produk yang akan dipromosikan. Jiwa kreatifitas saya yang ingin merasa bebas mengekspresikan diri terasa terkekang dengan segala macam syarat yang diajukan, hingga seringkali pengajuan endorse saya tolak. Jika harus mengerjakan aktifitas masak-memasak yang sebenarnya hanyalah hobi ini dengan rasa tertekan sebagaimana saya bekerja di kantor yang digaji setiap bulan, maka lebih baik tidak say...

Berburu Perlengkapan Food Photography di Bali

Salah satu tujuan saya ketika tiba di Bali dua minggu yang lalu selain berlibur dan berwisata kuliner adalah berburu perlengkapan food photography. Yep, walaupun pernak-pernik penunjang foto makanan cukup banyak bergeletakan dirumah, tetap saja jika melihat perlengkapan makan baru dari bahan berbeda mata ini menjadi kalap. Karena Bali surganya kerajinan tangan kayu dan tembikar maka dua bahan itulah yang saya cari. Saya baru tahu dari pemilik hotel dan supir online bahwa ternyata kerajinan kayu ini bukanlah dibuat di Bali melainkan dari Jepara. Well , Jepara memang terkenal sebagai sentra penghasil kerajinan kayu mulai dari mebel, dan perlengkapan dapur. Umumnya kerajinan Jepara di ekspor ke mancanegara, tapi di Bali kerajinan ini mudah ditemukan dan tentu saja harganya menjadi terdongkrak naik.  Sasaran saya adalah mangkuk kayu dan talenan, walaupun sebenarnya bisa dengan mudah ditemukan di Tokopedia, namun selagi di Bali saya sempatkan untuk berburu kedua barang ini disetiap toko ke...

Resep Rujak Kuah Pindang Mangga

Sudah lama saya penasaran dengan rasa rujak kuah pindang a la Bali yang cukup beken. Tampilannya di net sangat menggiurkan dan kuah pindangnya membuat saya membayangkan bagaimana rasanya sih kuah rujak dari rebusan ikan. Beberapa kali berniat mencobanya tanpa mencicipi si rujak kuah pindang aslinya namun terkendala dengan rasa ragu apakah akan muncul jejak rasa amis di dalam kuah. Selian itu, pisau yang dipakai untuk mengiris buah rujak ini tidak sama dengan pisau umumnya. Irisan buah pada rujak kuah pindang biasanya tipis dan bergelombang, katanya sih menggunakan pisau gobed untuk memang khusus mengiris buah untuk rujak. Saya sudah mencari pisau ini di online shop tetapi tidak ada yang menjualnya. Akhirnya saya menyerah dan keinginan hendak mengeksekusi makanan ini pun luntur hingga saya datang ke Bali beberapa minggu yang lalu. Klik untuk baca selanjutnya...

Resep Ayam Panggang Bumbu Rujak

Terburu-buru, mengapa ya kita selalu terburu-buru dalam hidup? Pagi ini ketika berangkat ke kantor saya menyadari betapa saya selalu melakukan aktifitas dengan terburu-buru. Entah itu ketika menyelesaikan pekerjaan di rumah, di kantor atau hanya melakukan kegiatan simple seperti berjalan keluar dari stasiun MRT. Saya memperhatikan bukan hanya saya yang seperti itu, banyak orang melakukan hal yang sama. Ketika stasiun tujuan sudah mendekat, atau bahkan belum tiba didekat stasiun pun, banyak yang berpindah ke arah pintu, berjubelan didepannya, seakan takut ketika kereta berhenti tidak ada kesempatan untuk keluar. Penumpang kemudian berjalan cepat, seringkali berlari seakan dikejar setan kearah lift atau eskalator, berlomba menuju tangga yang mengarah ke lantai diatasnya. Saya pun seperti itu! Seakan ada kebanggaan bisa menjadi orang pertama yang mencapai ekskalator, dan orang pertama yang menempelkan kartu ke pintu keluar. Terkadang eskalator terasa lambat jalannya hingga harus berlari m...

Resep Tude Kukus Kuah Asam

Ikan kembung sebenarnya bukan jenis ikan yang saya suka, saat baru saja dimasak teksturnya memang lembut dan terasa gurih, tetapi lama kelamaan menjadi kasar dan keras. Terkadang jika dimasak dalam kuah sup, saat sup dihangatkan kembali rasa ikan berubah tidak selezat ketika pertama kali matang. Tapi, ikan ini harganya terjangkau, selalu ada di pasar dan kondisinya sering kali lebih fresh dibandingkan jenis ikan lainnya. Jadi walau rasanya kurang mantap, saya sering menyetoknya dalam jumlah banyak di freezer . Ikan memang protein hewani yang lebih saya pilih dibandingkan ayam, daging sapi atau seafood lainnya.  Sejujurnya, jika menilik teksturnya, maka ikan nila lebih menjadi pilihan. Daging putihnya sangat lembut, dan biasanya bisa dibeli saat masih hidup di pasar atau supermarket, jadi kondisinya super fresh . Sayangnya ikan nila masih ada sedikit jejak rasa lumpur pada dagingnya, walau pun sudah dipermak dengan aneka bumbu. Apalagi jika hanya dikukus dan diguyur dengan kuah asam sim...

Berburu Kuliner Lokal di Bali (Part 2)

Rujak pindang, Warung Men Runtu, Sanur Rujak pindang Bali. Sudah lama saya penasaran dengan rasa makanan ini tapi semakin penasaran dan menggebu kala Mbak Fina, rekan kantor saya yang baru saja kembali dari Bali bulan lalu, mengirimkan foto rujak pindang yang dicobanya disalah satu resto disana.  Ketika saya berkunjung ke Bali minggu lalu, makanan ini salah satu target utama kuliner yang harus dicoba. Saya sudah membuat list makanan lokal yang hendak dijajal selama stay di Bali, diantaranya adalah ayam betutu, sate lilit, dan rujak pindang, makanan diluar itu saya anggap sebagai bonus.  Saya mencari infonya di Trip Advisor dan menemukan resto Warung Men Runtu, jalan Sekuta No.32 C, Sanur. Jaraknya cukup dekat dari hotel, bisa dijangkau dengan motor atau dengan taksi online hanya sekitar 25 ribu rupiah saja. Rujak pindang Bali berupa irisan rujak buah-buahan seperti mangga mengkal, pepaya mengkal, jambu biji, jambu air, nanas dan bengkuang yang diguyur dengan kuah pindang ikan. Menurut...